Bendul Merisi Utara VIII No. 8
Surabaya - Jawa Timur

Hits: 440

(Don’t) Follow the Child’s Lead

Ditulis oleh : Bunda Eli

Ngikutin keinginan anak emang baik banget buat perkembangan mereka di berbagai aspek. Anak bakal belajar lebih banyak ketika mereka milih sendiri permainan atau kegiatannya. Saat kita ngikutin apapun yang menjadi pilihannya, maka kita juga bisa ngenalin tentang berbagai emosi yang mereka rasain. Mereka bisa paham tentang apa itu menyenangkan, hal apa yang bikin mereka senang, hal apa yang bikin dia tertarik, daaaaan ketika mereka senang dengan kegiatan tersebut, maka pembelajaran bahasa akan lebih efektif. Dengan rasa bahagia yang dirasain, kegiatannya akan lebih berkesan & mereka bisa lebih mudah paham.

Namun, saat kita tidak selalu ngikutin keinginan anak bukan bukan berarti kita menjadi orang tua yang buruk. Adakalanya, menolak mengikuti keinginan anak lebih bermanfaat bagi mereka.

Buat batasan!

Anak-anak kita butuh batasan yang tepat supaya mereka bisa berkembang lebih baik. Betul banget, kita perlu ngasih mereka ruang untuk main atau eksplor dunia mereka, tapi kita perlu banget buat ngasih tahu apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan.

Contohnya aja nih, kita perlu ngasih tahu ke mereka bahwa ga boleh mukul orang lain, ga boleh ngrebut mainan anak lain, ga boleh nglempar mainan saat marah apalagi sampe nglempar mainan ke orang. Hal itu akan ngajarin anak kita tentang norma sosial, menghargai orang lain, menghargai diri sendiri, ngontrol emosi atau regulasi emosi mereka supaya mereka jadi anak-anak yang bisa sadar dan mampu ngelola emosi mereka dengan baik. Tidak tumbuh jadi anak yang emosinya ga kekontrol.

Melalui batasan, mereka akan belajar mengenai bagaimana memperlakukan orang lain dan bagaimana seharusnya diperlakukan. Mereka akan belajar untuk berkomunikasi dengan lebih baik, bukan dengan cara menangis, melempar barang atau menyakiti orang lain dan dirinya sendiri.

Mereka juga akan belajar menghormati orang tuanya, tidak memposisikan orang tua sebagai orang yang bisa diatur oleh mereka, melainkan orang yang harus dihormati dan diteladani.

Buat jadwal!

Anak-anak juga perlu jadwal yang teratur. Ada saatnya bermain dengan bebas, ada saatnya belajar, ada saatnya makan, ada saatnya tidur, ada saatnya membereskan mainan, dan lain sebagainya. Dengan jadwal yang teratur memungkinkan anak untuk terampil mengelola kegiatan mereka, memperkecil kemungkinan berperilaku buruk karena hal-hal yang tiba-tiba mereka minta untuk segera dituruti saat itu juga.

Pernah nggak sih kita berpikir atau mungkin kita pernah menerapkan hukuman bagi anak-anak dan merasa bahwa itu seharusnya udah cukup membuat mereka jera. Nyatanya, mereka tetap mengulanginya. Hal ini bisa jadi karena kita melewatkan bahwa kita belum memiliki aturan yang jelas, tegas dan konsisten kita lakukan. Mereka ga paham sama aturan yang kita buat dan mereka ga bakal ngerti sama tujuan dari aturan itu. Sehingga saat mereka sudah terlanjur tantrum, kita secara tidak sadar menuruti kemauan mereka yang penting mereka tidak menangis. Padahal, itu merupakan cikal bakal perilaku buruk yang lain, yang akan muncul di lain waktu karena mereka berpikir bahwa dengan menangis atau gulung-gulung di lantai, keinginanku terpenuhi.

Tujuan membuat aturan yang jelas dan tegas bukan untuk melihat mereka berbuat buruk, melainkan untuk membimbing mereka agar berkembang lebih baik. Jadi, perlu banget untuk kita jelaskan ke anak ketika kita melarang mereka melakukan sesuatu dengan bahasa yang mudah mereka pahami.

“Tidak rebut mainan, kalau mau pinjam, izin dulu, bilang yang baik”

“Tidak lempar barang, kalau masih marah, yuk duduk dulu…”

“Marah boleh, tapi tidak pukul-pukul”

“Matikan hp nya ya, ini sudah waktunya makan”

“Duduk dulu, dengarkan ibu bicara”

Ada berbagai cara mengontrol perilaku anak sesuai pola asuh masing-masing orang tua. Banyak sekali ahli yang berpendapat tentang hal ini. Banyak media yang juga mudah diakses mengenai cara mengelola emosi anak di usianya yang masih dini.

Yuk, kita coba terapkan di rumah.