Bendul Merisi Utara VIII No. 8
Surabaya - Jawa Timur

Hits: 302

Pentingnya Pendidikan Seksual Sejak Dini


Oleh : Bunda Heny

Banyak orang beranggapan bahwa pendidikan seksual merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan dengan anak sebelum mereka dewasa. Padahal, hal ini justru dapat memberikan pemahaman kepada anak dan membekali anak agar lebih sadar dan peduli dengan kesehatan seksual mereka nantinya.
Pendidikan seksual merupakan informasi penting yang perlu diketahui oleh anak. Melalui diskusi seputar hal-hal yang bersifat seksual, anak pun bisa lebih memahami pentingnya seksualitas sebagai bagian dari kesehatan tubuh, bukan sekadar hubungan antara pria dan wanita.
Manfaat Memberikan Pendidikan Seksual kepada Anak
Seiring berkembangnya teknologi dan kemudahan akses informasi saat ini, penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan seks yang akurat dan tepat sejak dini.
Berikut ini adalah beragam manfaat memberikan pendidikan seks untuk anak sejak dini:
1. Menangkal efek buruk media dan lingkungan
Pembahasan seputar seks dapat melindungi anak dari dampak negatif berbagai konten tertentu di tayangan televisi atau internet.
Selain itu, pemahaman tentang dunia pergaulan juga harus Anda berikan agar anak tidak terjerumus dalam hubungan seks bebas atau tindakan kriminal, seperti melakukan pemerkosaan atau kekerasan seksual.
2. Membangun kepercayaan antara orang tua dan anak
Membahas seks secara terbuka dengan anak justru memberi Anda kesempatan untuk memberikan informasi yang sesuai dan akurat seputar seks. Dengan demikian, anak tidak akan mencari sumber sendiri yang belum tentu tepat atau justru tidak layak, misalnya video porno.
3. Diskusi tentang seks membuat anak menyadari bahwa ia harus melindungi dan menghargai tubuhnya sendiri. Seluruh perlakuan terhadap tubuhnya harus mendapatnya persetujuan dari dirinya sendiri dan tidak boleh dipaksakan.
Pendidikan seks juga membuat anak belajar memilih, bersikap, dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Dengan demikian, mereka dapat mengetahui konsekuensi saat mulai aktif secara seksual, seperti kehamilan dan penyakit menular seksual.
Di sisi lain, tak dapat dimungkiri memberikan pendidikan seks pada anak bukanlah perkara mudah. Banyak orang tua yang merasa kikuk, bingung, dan risih ketika membicarakan topik seks kepada anak. Jangan khawatir, hal tersebut dapat disiasati dengan memberikan pendidikan seks pada anak sesuai dengan usianya.

Usia 0 – 2 tahun
Pada usia ini, Anda dapat mengajarkan dengan cara:
• Memberi tahu nama dari setiap bagian kelaminnya. Gunakan nama yang sesuai, misal vagina, penis, anus, lubang kencing. Hindari menggunakan istilah seperti “burung”, “titit”, dan sebagainya.
• Ajarkan anak mengenai perbedaan jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Bentuk aktivitas sederhananya adalah mengatakan bahwa ayah adalah laki-laki dan ibu adalah perempuan.

Usia 2 – 5 tahun
• Ajarkan bagian tubuh yang tak boleh disentuh oleh sembarang orang, seperti dada, perut, penis atau vagina, dan bokongnya.
• Ajarkan anak bila ada yang menyentuh bagian tersebut, ia harus memberitahu orang tuanya.
• Memberikan pengetahuan tentang pakaian seperti malu kalau tidak pakai baju, malu kalua kelihatan bokongnya. Jadi berikan pakaian ke anak sejak dini dengan sopan dan menutup.

Usia 5 – 8 tahun
• Jelaskan fungsi reproduksi secara sederhana. Sebagai contoh, laki-laki memiliki sperma, perempuan memiliki sel telur. Sperma yang bertemu sel telur akan menjadi bayi yang tumbuh di perut perempuan dan dilahirkan melalui vagina.
• Jelaskan secara sederhana mengenai hubungan seks. Anak-anak, terutama bila sudah masuk sekolah dasar, mungkin akan mendengar kata seks.
Saat ia mengucapkan ini, jangan panik atau langsung memarahinya, melainkan jelaskan secara perlahan bahwa hubungan seks merupakan peristiwa masuknya penis dalam vagina dan hal tersebut hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa dalam hubungan pernikahan.

Usia 9 – 12 tahun
• Jelaskan mengenai pubertas. Saat memasuki fase ini, anak mungkin akan menunjukkan tanda pubertas, seperti payudara yang membesar dan haid pada anak perempuan, serta mimpi basah di mana penis mengeluarkan air mani pada anak laki-laki.
Tanda lainnya adalah tumbuhnya rambut ketiak dan rambut kemaluan. Ajarkan hal ini menggunakan media lain seperti televisi, buku, atau poster.

Usia 13 – 18 tahun
• Terlibat aktif dalam kegiatan harian anak. Ikutilah hobinya atau kegiatan yang digemarinya. Dengan demikian, ia akan lebih nyaman bercerita tentang hal-hal lain, bahkan topik seks.
• Jadilah sahabat dan pendengar yang baik bagi anak karena dalam fase ini anak umumnya cenderung tertutup.
Pendidikan seks pada anak sangat penting untuk dilakukan, bahkan sejak usia dini dan orang tua berperan penting dalam proses edukasi seks tersebut. Dalam dunia pendidikan pun, mungkin anak Anda akan mendapatkan informasi seputar sistem reproduksi dan pendidikan seks pada anak.
Demikian penjelasan mengenai pentingnya pendidikan seksual pada anak usia dini. Dengan pendidikan seks pada anak yang baik dan disampaikan sesuai tahapan usia, anak akan terbuka terhadap Anda dan terhindar dari kekerasan atau pelecehan seksual.